Jumat, 21 Juni 2013

lab parasit

LABORATORIUM PARASITOLOGI
YANG REPRESENTATIF



Disusun Oleh :
PUNGKI WALUYO
A102.08.047


AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

            Parasit adalah organisme yang hidup didalam atau pada organisme lain dari spesies berbeda. Organisme tempat parasit mengambil makanannya dinamakan inang (host). Parasit, seperti sengkenit (tick), yang hidup pada inangnya dinamakan ektoparasit. Parasit yang hidup didalam inangnya, seperti cacing tambang atau amoeba disebut endoparasit.
            Banyak penyakit disebabkan oleh infeksi parasit. Parasit menyebabkan penyebab penting diare. Diare merupakan masalah-masalah utama dinegara berkembang. Diare akut yang disebabkan infeksi parasitik dapat ditegakkan diagnosisnya melalui pemeriksaan specimen feces.
            Pemahaman mengenai transmisi infeksi parasit usus ke manusia sangat berguna bagi para ahli laboratorium. Dengan begitu mereka dapat memberikan nasehat mengenai higene kepada masyarakat dan menghindari infeksi pada diri sendiri, terutama didalam laboratorium.







BAB II
LABORATORIUM PARASITOLOGI

A.   Peralatan dan Perlengkapan Dalam Laboratorium Parasitologi
1.    Meja untuk bekerja
2.    Bak cuci (wastafel)
3.    Rak penyimpanan reagen
4.    Mikroskop
5.    Rak untuk alat – alat gelas
6.    Rak untuk mikroskop
7.    Tempat penerimaan spesimen
8.    Tempat penyimpanan spesimen
9.    Tempat sampah
10. Centrifuge
11. Tempat pengambilan spesimen
12. Sumber Listrik
13. Sumber air
14. Penampungan limbah
15. Ruang administrasi laboratorium

B.   Yang Harus diperhatikan dengan peralatan yang ada dalam laboratorium parasitologi :
1.    Menjaga kebersihan dan kerapian pada meja untuk kerja.
2.    Air diwastafel harus selalu mengalir dan menggunakan sumber air yang bersih.
3.    Rak untuk menyimpan reagen harus mudah dijangkau dan reagen harus tertata rapi, di beri rongga untuk menghindari kontaminasi dan tidak memberikan efek negativ baik didalam laboratorium maupun diluar laboratorium..
4.    Mikroskop harus selalu dibersihkan untuk menghindari kontaminasi dari sisa-sisa spesimen yang menempel, terutama pada lensa obyektif maupun oluker.
5.    Rak untuk alat-alat gelas harus tertata rapi dan mudah dijangkau.
6.    Tempat penyimpanan spesimen harus tertutup agar tidak terkontaminasi dan tidak memberikan efek negativ didalam laboratorium maupun diluar laboratorium.
7.    Tempat sampah antara yang infeksius dan biasa harus disendirikan
8.    Sumber listrik harus cukup untuk menjaga kontinuitas kerja laboratorium.

C.   Pengambilan Spesimen Feses
 kira-kira 100 gram feses dalam wadah yang bersih dan kering tanpa pengawet. Wadah yang paling cocok, yaitu wadah bertutup ulir. Pastikan setiap cacing atau segmen0segmennya ikut terambil.
Yang harus diperhatikan :
1.    Gunakan alat pelindung diri yang lengkap (jas laboratorium, masker, handscoon, penutup kepala, alas kaki).
2.    Jangan sekali-kali membiarkan spesimen feses terpapar udara dalam wadah tanpa penutup.
3.     Jangan sekali-kali menerima spesimen feses yang bercampur dengan urine
4.    Jangan sekali-kali memeriksa spesimen feses tanpa menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.
5.    Periksa selalu spesimen feses dalam 1-4 jam setelah pengambilan. Bila beberapa spesimen diperiksa secara bersamaan, periksa spesimen feses yang mengandung lendir atau darah terlebih dahulu, karena spesimen-spesimen tersebut dapat mengandung amoeba motil (yang mati dalam waktu singkat).

D.   Pengambilan spesimen darah
Untuk pengambilan spesimen darah hampir sama perlakuannya dengan pengambilan spesimen feses. Spesimen darah digunakan untuk identifikasi Plasmodium. Kira-kira 2ml darah dari vena diberi anticoagulant. Anticoagulant yang digunakan biasanya Na2EDTA kristal atau Na2EDTA 10%.
Yang harus diperhatikan dalam pengambilan Sampel darah:
1.    Gunakanlah Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap (jas laboratorium,maskermhandscoon).
2.    Jangan membiarkan spesimen darah darah terpapar oleh udara.
3.    Komposisi darah dengan anticoagulant harus tepat.
4.    Jangan memeriksa spesimen darah tanpa menggunakan APD.
5.    Jangan menerima spesimen darah yang rusak
6.    Periksa spesimen darah tidak boleh lebih dari 2 jam.






BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dalam laboratorium kesehatan parasitologi perlu diperhatikan adalah ruangan laboratorium, peralatan dalam laboratorium, penanganan spesimen dalam laboratorium, kebersihan dan kerapian dalam laboratorium. Semuanya tersebut harus sesuai dengan standart laboratorium parasitologi dan terakreditasi.














Daftar Pustaka



Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium / WHO : alih bahasa, Chairlan, Estu Lestari : editor edisi bahasa Indonesia , Albertus Agung Mahode. – Ed 2 – Jakarta : EGC, 2011. 

0 komentar:

Posting Komentar